Aku bangga jadi anak desa

0 komentar

Assalamualaikum wr.wb ...
Biasanya seseorang sedikit agak malu jika ditanya berasal dari mana, yang notabene orang tersebut berasal dari desa/nagari. Mulai sekarang hilangkan rasa malu dari dalam diri anda. Jadi anak desa/nagari tidak selamanya “kampungan” dalam arti ketinggalan dari segala hal bahkan termasuk kategori primitif.
Jika di suruh memilih, kebanyakan dari anda akan memilih kota sebagai tempat tinggal daripada desa/nagari. Dengan berbagai hal yang diperhitungkan misalnya ketersediaan fasilitas publik, jika di kota telah tersedia bahkan terlalu cukup, sedangkan di desa yang serba belum ada, masih tradisional dan sebagainya.
Di sini saya akan mengubah persepektif anda mengenai desa/nagari.
Pertama, kehidupan desa tidak seperti kebanyakan orang pikirkan. Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan di kota, masih kuatnya sikap kekeluargaan, toleransi, tolong-menolong, dan gotong-royong. Keadaan ini sangatlah nyata, ambilah contoh saat suatu keluarga akan mempunyai hajatan pernikahan anaknya, maka para tetangga akan bantu-membantu, mulai dari menyiapkan keperluan pernikahan sampai acara pernikahan di langsungkan. Tak harus berupa materi tapi tenaga dan pikiran juga sangat mendukung. Jika dibandingkan di kota ? saya percaya masih ada, namun prosentasenya sangat sedikit, kebanyakan orang kota menggunakan jasa “event organiser”, tak perlu capek-capek mengurus acara, tinggal bayar dan jadi. Sebenarnya yang saya tunjukan ini adalah perbedaan sikap yang mencolok antara orang kota dan desa.
Kedua, keadaan desa/nagari yang lebih nyaman untuk tinggal daripada kota, anda tahu kenapa ? yah memang tidak dipungkiri lagi keadaan di kota-kota besar tergambar jelas, gedung-gedung pencakar langit berdiri, polusi tak terkendali, lahan hijau telah disulap menjadi perumahan, apartemen atau pusat-pusat perbelanjaan.
Bandingkan jika di desa, rata-rata setiap rumah mempunyai lahan luas untuk mendirikan rumah, dalam hal ini akan menimbulkan suatu kenyamanan yang mungkin susah untuk di dapatkan di pusat kota.
Memang benar fasilitas apartemen sangat didambakan setiap orang, namun jika di banding menikmati pematang sawah yang hijau, sejuknya udara, pemandangan yang tak akan dijumpai di apartemen anda itu.
Ketiga, tinggal di desa itu dapat meningkatkan atau melatih diri anda, maksudya apakah di kota tidak ? bukan begitu, masyarakat desa dengan segala keikhasannya, mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Masyarakat desa kebanyakan mempunyai rasa sensitif yang kuat, toleransi yang tinggi, dan jangan salah kebanyakan anak desa/nagari yang kadang di sepelekan ini juga dapat berprestasi seperti anak kota. Kembali lagi ke topik sebelumya, kenyamanan tinggal di desa itu tidak bisa dibeli dengan uang. Saya yakin para pemilik uang yang ber M an itu kadang bosen dengan hidup dan kadang mencari sesuatu yang hilang atau untuk mengobati jiwanya yang haus dengan rasa nyaman.
Saya tidak secara langsung menyuruh anda untuk berbondong-bondong mendirikan rumah, atau memindahkan apartemen anda itu ke desa, tapi yang terpenting adalah bagaimana kita saling menghargai keragamaan budaya dan kebudayaan yang ada di negeri kita ini, tanpa desa, kota akan sulit berkembang dan sebaliknya, jadi pada dasarnya kita ini saling membutuhkan satu sama lain.
Aku bangga menjadi anak desa/nagari, aku bangga dengan hidupku sekarang, walaupun aku ini anak desa, akan ku buktikan bahwa anak desa juga dapat berkontribusi untuk negara.





Salam hangat
Anak Nagari

UJI TAYANG